Catatan: topik yang ada disini saya batasi hanya mengenai aksesori yang sifatnya pelengkap, dengan asumsi anda sudah memiliki perlengkapan dasar fotografi (kamera dan lensa), untuk bahasan mengenai kamera dan lensa, baca disini
Kalau menuruti keinginan, seringkali kita ingin membeli semua perlengkapan dan aksesori yang dipajang di toko kamera. Tapi kemudian kita melongok ke isi dompet dan saldo di ATM baru kemudian menyadari bahwa kita memiliki budget terbatas meskipun baru beberapa hari lalu menerima gaji (plus THR pula). Adik (atau pacar) yang terus-terusan merengek minta blackberry terbaru, teman-teman yang terus-terusan minta ditraktir, motor atau mobil yang tidak kalah berteriak minta diperhatikan. Alamaak…
Lalu bagaimana dong? Saya cuma ingin belanja aksesori, namun kenapa dunia ini begitu kompleks? Weh, jangan pusing mari satu-persatu kita urai sebelum anda kelihatan linglung saat sudah di toko kamera.
Buatlah daftar sederhana
Carilah secarik kertas atau apa saja dimana anda bisa mencatat dengan nyaman, duduk dengan tenang lalu catat semua yang anda inginkan, baik yang penting maupun tidak, pokoknya semua yang anda inginkan saat ini. Daftar bisa berbentuk macam-macam, namun saya anjurkan anda mencantumkan harga. Contoh simpel:
Item | Harga |
---|---|
Flash Eskternal | Rp. 4.5 Juta |
Batere Tambahan | Rp. 1.5 Juta |
Filter CPL Pro | Rp. 900 ribu |
Compact Flash | Rp. 2 juta |
Tripod | Rp. 1.8 Juta |
dan seterusnya… | …….. |
Sudah? oke mari kita lanjutkan.
Sekarang buat prioritas
Dari daftar yang tadi anda buat, tambahkan kolom ketiga bernama prioritas
Item | Harga | Prioritas |
---|---|---|
Flash Eksternal | Rp. 4.5 Juta | … |
Batere Cadangan | Rp. 1.5 Juta | … |
Filter CPL Pro | Rp. 900 ribu | … |
Compact Flash | Rp. 2 juta | … |
Tripod | Rp. 1.8 Juta | …. |
dan seterusnya… | …….. | … |
Kolom prioritas ini penting diisi karena disinilah anda dipaksa berpikir mana saja yang sebetulnya paling penting bagi anda untuk dibeli. Kalau anda bingung menyusun prioritas, cobalah tanyakan beberapa pertanyaan pendek berikut pada diri sendiri:
- Obyek apa yang paling sering saya foto ?
- Seberapa sering saya memotret ?
- Dari sekian banyak yang saya tabung, berapa yang ingin saya belanjakan ?
Pertanyaan pertama misalnya bisa menentukan apakah anda membutuhkan tripod ataukah flash eksternal. Karena jika anda banyak memotret landscape, besar kemungkinan anda akan lebih membutuhkan tripod ketimbang flash. Jika anda banyak memotret orang, besar kemungkinan flash lebih berguna.
Pertanyaan kedua bisa menjawab apakah anda membutuhkan batere cadangan/ tambahan compact flash atau belum. Jika anda hanya memotret 600 jepretan dalam satu minggu, sia-sia rasanya membeli batere kamera cadangan.
Pertanyaan ketiga menentukan batas belanja anda. Jika hanya tersedia budget dibawah Rp 2 Juta misalnya, coretlah semua item yang harganya diatas itu. Atau paling tidak pilihlah item dengan kegunaan mirip namun harganya lebih murah (meskipun anda bertaruh kualitas). Contoh: anda sangat sangat sangat (ingat penekanan saya) membutuhkan flash eksternal, karena budget anda hanya Rp. 2 Juta, maka daripada nombok membeli Nikon SB 900, anda bisa memilih SB 400 dengan mengorbankan fitur tertentu atau malah memilih flash 3rd party, semisal Nissin.
Tundalah belanja hingga 3 hari lamanya
Pernahkah anda mengalaminya, keinginan yang sangat besar untuk membeli barang tertentu? Orang bule menamaniya impulse buying, yakni keinginan menggebu-gebu untuk membeli sesuatu tanpa direncanakan sebelumnya. Nah untuk mengerem ini, tundalah belanja paling tidak 3 hari lamanya. Meskipun prioritas sudah anda pikirkan, siapa tahu dalam 3 hari kedepan anda baru menyadari bahwa semua tidak sepenting yang anda kira sebelumnya.
Bahkan ada penulis yang menyarankan anda menundanya hingga 30 hari lamanya.
Dengan cara ini paling tidak kita bisa memenuhi keinginan menambah alat-alat fotografi kita tanpa harus merusak isi rekening. Oke, selamat berbelanja secara bijaksana.